*APA ITU OPEN ACCESS?*
Open Access adalah konsep tentang membuat semua konten ilmiah dapat diakses kapanpun dan dimanapun secara online. Atau seorang peneliti mempublikasikan hasil penelitian mereka di internet agar bisa digunakan oleh siapapun, gratis, dan bebas dari masalah copyright *APA TUJUAN DARI OPEN ACCESS?* Siapapun bisa baca penelitian itu, ambil kutipan, atau menggunakan kembali penelitian tersebut. Orang-orang juga bisa melakukan banyak hal menarik dan semakin inovatif dengan material-material yang baru. *Manfaat untuk peneliti sih?* Open Access membuat penelitian seseorang meningkat visibilitasnya, lebih bernilai dan juga lebih bermanfaat kepada banyak orang. *MENGAPA OPEN ACCESS?* Sepanjang sejarah, publikasi ilmiah khususnya yang penelitiannya mendalam dan detil itu... selalu MAHAL. Jika kalian menjadi seorang peneliti, dan ingin artikel ilmiah kalian dibaca oleh dunia, kalian harus mengirimkannya ke commercial jurnal publishing. Lalu jurnal komersial itu yang akan mengatur masalah review, revisi, dan percetakannya. Mereka mencetak jurnal tersebut dalam bentuk kertas dan mendistribusikannya ke seluruh dunia. Dan ya! It works! Artikel ilmiah kalian dibaca dan itu cara yang cukup bagus untuk mendistribusikan penelitian ilmiah kalian! *Tapi ada dua hal berubah.* *1. Digitalisasi.* Sekarang segala informasi dapat diakses secara elektronik dalam bentuk PDF misalnya. Lalu diakses melalui laptop atau ponsel tanpa perlu biaya cetak kertas. *2. Harga langganan jurnal meningkat.* Dalam 30 tahun terakhir, inflasi global itu 68% sementara harga jurnal meningkat jauh di atas inflasi yaitu 260%! Bahkan ada sebuah jurnal bernama Tetahedron harganya 570 juta rupiah! Padahal jurnal tidak memproduksi konten, jurnal tidak mempekerjakan penulis konten, jurnal juga tidak mempekerjakan para reviewer. Ilmu pengetahuan yang seharusnya disebarkan seluas-luasnya, malah dijadikan bisnis komersial oleh segelintir orang Peneliti seperti saya dan seperti kita semua, kita mendapatkan uang hasil pajak pemerintah untuk menyebarkan hasil penelitian, tapi tetap saja penelitian ini tidak available untuk mayoritas orang. Atau mahasiswa seperti kita semua, kita membayar pajak untuk pendidikan, tetap saja kita tidak bisa mengakses jurnal yang kita inginkan! *WHAT’S THE BIG DEAL?* 1. Banyak dari kita kalau ketemu jurnal berbayar, ya udah gak usah akses, terus kita bilang “Yah emang dari sananya begini.” Tanpa kita mengerti ada sistem besar di balik itu semua. Pendidikan kita diambil dari literatur yang ada, sementara dosen dan profesor hanya mengajarkan dari literatur yang bisa mereka akses. Lalu kemajuan kualitas pendidikan pun stagnan. 2. Bayangkan jika kalian mengerjakan skripsi dan merasa butuh beberapa artikel, satunya seharga 500 ribu.Masalahnya kalian gak tahu artikel mana yang relevan sampai kalian udah bayar. Kalian beli 10 artikel pun, bisa jadi gak relevan semua! Terus apa kalian bisa protes ke jurnalnya: “Ini bukan artikel yangs saya cari, balikin uang saya?!” gak bisa kan? *TAPI USAHA PENELITI TIDAK GRATIS!* Saya tidak mengatakan bahwa usaha peneliti gratis. Hanya saja, kita perlu bekerja melalui model open yang sudah ditetapkan pemerintah maupun lembaga pemberi dana hibah. Pemerintah sudah menyediakan anggaran dana pendidikan dan membiayai penelitian setiap langkahnya. Atau lembaga pemberi dana hibah pada penelitian seperti Wellcome trust maupun Wiley Online Library. Pun jika peneliti membuat jurnalnya berbayar, akan sedikit sekali yang akan membelinya. Kenapa? Kembali ke poin sebelumnya: mahasiswa tidak tahu mana jurnal berbayar yang relevan dengan penelitian mereka dan mereka akan cari jurnal lain yang gratis aja. *LALU BAGAIMANA DENGAN LISENSINYA?* Semoga teman-teman paham yang ini. Silakan dibaca baik-baik. Lisensi untuk Open Access adalah Creative common license atau dikenal sebagai CC. Lalu CC ini terdapat pondasinya lagi menjadi empat: BY, SHARE ALIKE (SA), NO DERIVATIVES (ND), NON-COMMERCIAL (NC). *1. By:* Artinya kamu gratis menggunakan material selama mencantumkan nama si pembuat, penulis, atau peneliti sebelumnya. *2. Share Alike:* Boleh mengshare material selama mengshare material baru itu dengan lisensi yang sama. *3. Non derivatives:* Tidak boleh siapapun menshare, mengopi, menunjukkan sebuah artikel kecuali artikel itu 100% sama dengan originalnya. Jadi boleh disebar selama tidak ada perubahan. *4. Non Commercial:* Artinya artikel yang kalian buat gak bisa digunakan untuk mendapatkan uang. 4 pondasi ini bisa saling melengkapi dan membuat hingga 6 lisensi yang berbeda: CC-BY (Yang paling populer). CC-BY-SA CC-BY-ND CC-BY-NC CC-BY-NC-SA CC-BY-NC-ND *SAYA SEORANG MAHASISWA, DIMANA SAYA BISA MEMPEROLEH OPEN ACCESS PAPER?* Free Download Fulltext Articles From Journals and Ebooks Untuk yang open akses, terdapat beberapa pilihan yang bagus : 1. Directory of Open Access scholarly Resources (ROAD) http://www.kopertis12.or.id/2016/03/13/directory-of-open-access-scholarly-resourcesroad.html Terdapat 13.745 open access resources dari 150 Negara siap diunduh, terdiri dari: 13.062 journal diantaranya 2.625 yang terindex Scopus 240 Academic Repositoriies 202 Monographic Series 126 Conference Proceeding 103 Scolarly Blogs. 2. Indonesia OneSearch by The National Library of Indonesia, 2016 http://www.kopertis12.or.id/2016/02/12/indonesia-onesearch-by-the-national-library-ofindonesia-2016.html Terhimpun Journal dan ebook dari berbagai institusi dalam dan luar negeri. Terdapat 2.734 Journal reputasi berbagai bidang ilmu, sebanyak 21.473.752 artikel jurnal full text avaiable SIAP DIUNDUH, tanpa perlu login. 3. Journals with Open Access options http://journalfinder.elsevier.com Dengan mengisi kata kunci title dan abstrak dan conteng kotak Filter : Limit to journals with Open Access options. 4. OAJ terindex Scopus yang dikelola Elsevier/Sciencedirect http://www.sciencedirect.com/science/journals/all/all-open-access Kelihatannya terdapat 2.282 jurnal, namun hanya Edisi tertentu dari jurnal tsb yg free. 5. OMICS Open Access Journals http://www.omicsonline.org/open-access-journals-list.php OMICS Internasional is current managing 700 + Open Access Journals in field of Clinical, Medical, Life Science, Pharma, Environmental.. 6. IEEE Xplore Digital Library http://ieeexplore.ieee.org/Xplore/home.jsp 7. Browse Journals-Wiley Open Access http://www.wileyopenaccess.com/view/journals.html 8. Directory of Open Access Journals https://doaj.org 9. Open Access Journals Search Engine (OAJSE) http://www.oajse.com 10. BookSC The world’s largest scientific articles store. 50,000,000+ articles for free. http://booksc.org/ 11. Portal e-journal langganan Kemristekdikti ProQuest: http://search.proquest.com Cengage: http://infotrac.galegroup.com/itweb Untuk Pencarian Terpadu: http://ristekdikti.summon.serialssolutions.com Untuk peroleh username dan password ikuti ini: http://simlitabmas.dikti.go.id/ejournal/Default.aspx 12. INA-Rxiv untuk pencarian jurnal open science dalam bahasa Indonesia https://osf.io/preprints/inarxiv *OPEN EDUCATION* *APA ITU OPEN EDUCATION* Open Education adalah mengambil manfaat dari kemajuan teknologi dan konektivitas untuk membantu ilmu pengetahuan mencapai lebih banyak orang, dan meningkatkan efektivitas dalam pembelajaran. Menyebarkan pengetahuan di dunia bukan hanya tentang mencetak buku pengetahuan dan mendistribusikannya ke seluruh tempat. *KENAPA OPEN EDUCATION* Seorang guru dapat menghubungi muridnya di benua yang lain dengan internet. Dan murid bisa menyimpan satu perpustakaan digital dalam satu flashdrive. Lebih mudah dalam mengupdate konten ilmiah pada lokal. *JADI APA ITU OPEN EDUCATION?* Open education adalah menghilangkan hambatan; hambatan hukum, hambatan finansial, hambatan budaya, yang mencegah kita dalam mengambil manfaat dari kemajuan teknologi. Semua konten, tulisan, video, maupun audio pendidikan yang dapat diakses tanpa semua hambatan di atas dan available untuk semua orang (untuk didownload, share, dan digunakan) disebut Open Educational Resources, atau kita menyebutnya OER. OER itu bebas, bebas dari biaya, bebas dari embargo, bebas dari segala hambatan. Tapi Open juga berarti lebih dari sekadar ‘bebas’ atau ‘gratis’ melainkan juga terdapat semua izin secara legal untuk menggunakan materialnya secara bebas, dalam setiap kemungkinan digital. Kenapa bisa? Karena OER ini dirilis dibawah open license (salah satu lisensi paling terkenal adalah creative common license seperti CC-BY) atau memang sudah dirilis di ranah publik tanpa ada copyright. Salah satu contoh OER adalah MIT OpenCourseWare. Institut teknologi terbaik di dunia ini menyajikan kuliah-kuliahnya dalam bentuk video yang dapat diakses oleh siapa saja. https://ocw.mit.edu/index.htm *APA BAGUSNYA OER DIBANDINGKAN SELAIN YANG BUKAN OER?* OER memiliki 5 list yang bisa dilakukan, tapi gak bisa dilakukan oleh close educational resources (atau material pendidikan tertutup). 5 hal itu berawal dari R: Retain, reuse, revise, remix, redistribute. Retain: kita bisa menyimpan materialnya selama-lamanya tanpa ada masa kadaluarsa. Reuse: Kita bisa menggunakan OER dalam konteks apapun yang kita mau. Revise: Mengambil sebagian material OER dan menjadikannya milik kita. Terserah mau ganti beberapa hal, menambahkan beberapa hal yang lebih relevan terhadap masalah lokal. Remix: Kita bisa mengambil beberapa OER , menggabungkan semuanya, dan menciptakan hal baru. Redistribute: Kita bisa share karya kita, pada siapapun dimanapun ke seluruh dunia tanpa hambatan. *APAKAH OER HANYA DIGITAL SAJA?* OER Tidak hanya dalam bentuk digital, bisa juga dalam bentuk text book. Bukunya mungkin berbayar jika kita beli ke toko buku, tapi tidak ada biaya copyright. Selama berlisensi Open License seperti creative common license, maka kita bisa mengambil keuntungan dalam 5R yang disebutkan tadi. Dan gerakan ini berlanjut ke Open TextBook. Bukan hanya gratis untuk murid dan orang tua, tapi juga Open Text Book terus diupdate agar sesuai dengan kebutuhan masyakrkat lokal. Ide ini adalah kesempatan bagi pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Contoh dari Open Text Book di Indonesia adalah BSE (Buku Sekolah Elektronik). Dimana setiap masyarakat bisa download dan mencetaknya sendiri tanpa ada masalah copyright, dan sekolah bisa memperoleh softfile-nya gratis dari Dinas Peniddikan. Lalu royalti penulis? Penulis buku mendapatkan royaltinya dari pemerintah. Daripada beli buku tradisional, mahal, dan gak up to date. *APAKAH KONFERENSI YANG BERGERAK DI BIDANG OER?* Ada. Tahun 2017 lalu terdapat OER Congress yang diadakan oleh UNESCO di Slovenia. Kongres ini menghadirkan 100 negara berpartisipasi dalam pengadaan OER termasuk di antaranya Indonesia. Selain itu juga ada OpenCon yang tahun ini flagship event-nya akan diadakan di Toronto Kanada. OpenCon ini adalah OpenCon kesebelas yang diadakan oleh The Right to Research Coalition dan SPARC. Kami memberdayakan pemuda untuk berdiskusi kemajuan open access, open data, dan open education. Kami juga memperlakukan students, peneliti muda, dan dosen muda bukan hanya sebagai konsumer dari pengetahuan, tapi mereka adalah partisipan yang setara dengan professor sekalipun. Dan mereka adalah advocate yang dapat membawa perubahan, entah sekarang maupun nanti di masa depan ketika mereka sudah menjadi peneliti profesional, profesor, ataupun pembuat kebijakan. Yah, dan Open Education Movement depends on you! Tergantung padamu dan kontribusi yang kau lakukan pada komunitas dengan kita mengaktualisasi semua potensial yang kita miliki. *OPEN DATA* Open Data sebenarnya sangat luas dan detil. Tapi untuk mempersingkat waktu, Maryam akan menjelaskannya dalam kulit kacang. Maksudnya sesingkat dan sesederhana mungkin. *OPEN DATA INTRODUCTION* Setiap detik kita menciptakan banyak sekali data di dunia ini. Kita biasa ngelihat data dalam bentuk angka dan angka. Pada saat yang bersamaan, data juga merepresentasikan kegiatan sehari-hari kita. Seperti kunjungan ke dokter, transportasi, kondisi cuaca, bahkan termasuk seberapa banyak karcis parkir issued di supermarket dekat rumah misalnya. Intinya itu semua direpresentasikan dalam bentuk data. Tapi masalahnya data itu semua seringkali disimpan dalam tempat yang tidak bisa diakses siapa saja (close data). Padahal informasi adalah hal berharga untuk meningkatkan opportunity di masyarakat. Dengan open data, kita bisa belajar dari data tersebut dan membuat konektivitas. Seperti adakah hubungan antara kondisi cuaca yang berubah dengan jumlah kunjungan ke dokter yang meningkat? Atau adakah hubungan antara padatnya transportasi umum dengan jumlah tiket parkir? Dengan open data, kita punya kesempatan untuk menemukan masalah dan solusinya. Juga karena open data, entrepreneur bisa menemukan cara baru untuk mengembangkan bisnis mereka. Ilmuwan dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kondisi dunia. Dan para pejabat publik juga politisi dapat membuat kebijakan berdasarkan informasi yang akurat dan tersedia. Kalau di Inggris ada project namanya “Where is my money go?” yang memperlihatkan masyarakat sipil digunakan untuk apa saja pajak yang telah mereka bayar. Kalau di Indonesia ada proyek seperti ini juga, ini akan meningkatkan transparansi pemerintah. Banyak sekali data sekarang disimpan sebagai stored data atau dijual dengan biaya cukup mahal. Open Data bertujuan untuk mengubah ini semua. Dengan mengubah sistem handling, storing, dan juga accessing data,kita bisa meningkatkan transparansi pemerintah, meningkatkan opportunity untuk entrepreneur, informasi kesehatan masyarakat, informasi transportasi, dsb. Singkatnya... the future of our city and towns lies in... open data.
0 Comments
Narasumber: Dian Eka Indriani, M.Pd (DOAJ Ambassador Indonesia)
Apa itu OpenCon, DOAJ, dan Open Access?
OpenCon adalah konferensi tahunan yang secara berkala menyelenggarakan konferensi- konferensi di berbagai belahan dunia dengan tema "Empower the next generation of young people to advance of open education, open data, and open access". Konferensi tahunan ini diselenggarakan oleh The Right to Research Coalition dan juga Scholarly Publication Association and Resources Coaliton (SPARC). Diskusi-diskusi di dalam OpenCon membicarakan tentang keterbukaan informasi, khususnya dalam bidang pendidikan dan jurnal-jurnal ilmiah. Diantara adalah mengenai sistem di balik bisnis jurnal komersial atau jurnal yang berbayar yang menghambat orang-orang untuk menjadikan jurnal tersebut sebagai rujukan penelitian. Dalam penyelenggaraannya, OpenCon bekerja sama dengan beberapa partner. Salah satunya adalah Directory Open Access Journals (DOAJ). Ambassador dari DOAJ bertugas sebagai pembicara pada konferensi tersebut. DOAJ atau Directory Open Access Journals adalah direktori yang berisi jurnal-jurnal gratis yang bebas diunduh oleh siapa saja tanpa dikenakan biaya apapun. Seperti yang tertulis di dalam web DOAJ, Direktori Open Access Jurnal (DOAJ) diluncurkan pada tahun 2003 di Universitas Lund, Swedia, dengan 300 jurnal akses terbuka dan saat ini memuat atas 10.000 jurnal akses terbuka yang mencakup semua bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kedokteran, ilmu sosial, dan humaniora. DOAJ bertujuan untuk meningkatkan visibilitas dan kemudahan penggunaan jurnal ilmiah berakses terbuka dan ilmiah, sehingga mempromosikan pemakaian dan dampak mereka yang meningkat. Prinsip dari Directory Open Access Journal adalah menyediakan sesegera mungkin konten untuk dapat diunduh, digunakan kembali, dipadupadankan, dan disebarkan oleh pembaca secara gratis demi pertukaran dan kemajuan ilmu pengetahuan. Open Access diartikan sebagai akses yang terbuka. Dalam hal ini, Open Access mengarah kepada keterbukaan ilmu dimana ada sebuah prinsip yang menginginkan bahwa ilmu itu seharusnya terbuka, dapat diakses secara gratis oleh siapapun. Dengan demikian, Open Access adalah gerakan untuk menyuarakan jurnal gratis, free of charge dan free of technical problem. Tugas utama dari gerakan ini adalah mendorong para peneliti agar mempublikasikan penelitiannya di DOAJ atau Open Access Repository untuk memangkas jurnal komersial demi masa depan dan kualitas pendidikan yang jauh lebih baik. Catatan Penting:
|
AuthorMaryatul Qibtiyah, ArchivesCategories |